Minggu, 14 Oktober 2018

Investasi Teknologi Jadi Prioritas Utama Tingkatkan Energi Saing UKM

Menurut hasil studi ASEAN SMEs: Are you transforming for the future? oleh United Overseas Bank (UOB), Ernst & Young (EY), dan Dun & Bradstreet (DNB) dipaparkan usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia mengamati investasi teknologi sebagai salah satu prioritas utama untuk meningkatkan kekuatan saing bisnis.


Studi tersebut juga menemukan bahwa hampir satu dari dua (48%) UKM Indonesia menyadari pentingnya lebih banyak berinvestasi dalam bidang teknologi untuk menunjang daya kerja bisnis.

Kecuali itu, 58% UKM Indonesia yang disurvei mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk mengelola biaya dengan meningkatkan produktivitas daripada mengurangi gaji karyawan (15%). Peningkatan produktivitas dapat via pelatihan karyawan, otomatisasi, penggunaan teknologi yang lebih canggih, dan penyederhanaan progres bisnis.

\\\"UKM Indonesia menganggap penting investasi dalam hal teknologi dan menggunakannya sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas. Efisiensi biaya yang lebih baik dari penggunaan teknologi akan menunjang pertumbuhan bisnis,\\\" kata Country Head Business Banking PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) Paul Kan dalam keterangannya, Jumat (12/10/2018).

Berhubungan hal itu, Paul mengungkapkan bahwa UOB Indonesia berjanji untuk menolong UKM dalam memaksimalkan bisnis. Oleh karena itu, UOB Indonesia berpusat dalam memberikan solusi yang pas untuk menolong memenuhi keperluan bisnis, memecahkan tantangan, dan memperdalam kecakapan terhadap nasabah UKM.

\\\"Sebagai figur, kami disokong oleh Bisnis Dunia Banking Plus (BIBPlus), yang dapat membikin nasabah mengelola keperluan perbankan mereka dan melaksanakan transaksi secara online dengan menggunakan perangkat mobile. Kenyamanan menggunakan UOB BIBPlus menolong nasabah mengurangi waktu dan lebih efisiien dalam mengelola bisnis mereka,\\\" ungkapnya.

Pandangan Pertumbuhan yang Optimis

Lebih lanjut, studi ini juga mengungkapkan bahwa Indonesia ialah negara kedua dari 6 negara disurvei yang memiliki pandangan optimis akan adanya pertumbuhan pendapatan di 2018. 

Sebanyak 63% UKM mengamati bahwa pertumbuhan pendapatan akan tetap terjadi di tahun ini meskipun berada di tengah tantangan ekonomi global, seperti meningkatnya biaya dan lambatnya produktivitas. 

Sementara UKM Vietnam ialah yang paling optimis akan adanya pertumbuhan pendapatan tahun ini (67%). Berhubungan hal ini Direktur DNB Indonesia Krisantus Veni Calix mengatakan bahwa optimisme datang dari lingkungan bisnis yang semakin kondusif. 

\\\"UKM diharapkan memperoleh efisiensi lebih lanjut dari 16 paket reformasi ekonomi pemerintah yang telah dilaksanakan dan buat hukum untuk menunjang inovasi, seperti Program Start-up Incubator,\\\" kata Krisantus.

Dia menyebut pemerintah telah menyediakan UKM Indonesia progres aplikasi perizinan bisnis yang lebih efisien, insentif pajak, jalan masuk yang lebih luas ke kredit, rantai pasokan global, serta kesempatan pertumbuhan bisnis yang lebih besar. 

\\\"Kecuali itu, konsumsi swasta Indonesia yang stabil dan penurunan jumlah kebangkrutan diharapkan dapat menstabilkan lingkungan kredit,\\\" sambungnya.

Sebagai informasi, UKM telah menjadi salah satu sektor paling strategis karena mendonasi lebih dari 50% Produk Negeri Bruto (PDB) Indonesia.

Study ASEAN SMEs: Are you transforming for the future? dilaksanakan pada akhir 2017 terhadap lebih dari 1.200 UKM di enam negara ASEAN terbesar ialah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Studi ini dilaksanakan untuk memahami UKM ASEAN memposisikan diri untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan kawasan dan untuk beradaptasi dengan perubahan di depan mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar