Kamis, 18 Oktober 2018

Ditelantarkan Bank, Petani Indonesia Berpaling ke Crowdfunding

Kali kesulitan mengakses kredit bank, petani dan peternak Indonesia sekarang berpaling ke penggalangan dana online alias crowdfunding untuk membiayai usaha. Mereka tidak memperoleh uang, melainkan perlengkapan dan pupuk.

Empat tahun silam peternak unggas Yohannes Sugihtononugroho terpaksa membantai 100.000 ekor ayam dan menutup bisnisnya ketika harga ayam potong terjun bebas. Ketika itu ia menyalahkan peternakan besar yang menjalankan pemotongan massal menyusul adanya dugaan penyakit dan membanjiri pasar sehingga ikut serta mengalahkan harga ayam.


\\\"Kami pemain kecil berjuang setiap hari,\\\" ujarnya. \\\"Ketika bisnis saya hancur, saya sangat sedih dan tidak tahu apa yang akan saya lakukan dengan hidup saya.\\\"

Melainkan pria berusia 26 tahun itu tidak menyerah. Ia mendirikan penggalangan dana Crowdfunding bernama Crowde yang membuka kesempatan bagi investasi mungil bernilai belasan sampai ratusan ribu Rupiah untuk peternakan atau pertanian di segala Indonesia.

Gagasan urun dana untuk membiayai musim tanam atau budidaya binatang dievaluasi sesuai di Indonesia, di mana sebanyak 422 juta perkebunan dan peternakan dikelola oleh petani kecil dengan lahan kurang dari dua hektar per orang.

Mereka selama ini tidak cuma menjadi bulan-bulanan permainan harga, melainkan juga sering kali kesulitan mengakses kredit bank. Walhasil petani Indonesia tidak cakap memodernisasi perlengkapan, menjalankan diversifikasi tanaman atau bertahan hidup ketika cuaca ekstrim melenyapkan hasil panen.

Crowde ingin membuka trek investasi bagi khalayak ramai di sektor pertanian, entah itu peternak atau petani, dan berbagi profit.

Melalui investasi massal ini, para petani tidak menerima uang secara segera, melainkan memperoleh perlengkapan bertani, benih, pupuk dan pestisida. Ketika musim panen tiba, Crowde menghubungkan petani secara segera dengan pembeli, seumpama sebuah jaringan supermarket yang diklaim sudah menjalin kerjasama dengan pengembang app.

\\\"Aku tahu petani yang saya bantu,\\\" kata Sugihtononugroho. Aplikasi buatannya itu hidup dari uang perantara sebesar 3% dari setiap dana yang diinvestasikan. \\\"Aku pergi ke setiap desa, dari barat ke timur jawa, untuk meyakinkan para petani.\\\"

Walhasil bukan tidak bisa dilihat, ketika ini Crowde sudah menampung 14.000 petani dan 22.000 pemberi modal kecil yang sejauh ini sudah mengucurkan dana investasi senilai sampai 5 juta Dolar AS, klaim Sugihtononugroho. Ia berhasrat menambah jumlah petani sampai 100.000 orang. \\\"Kami ingin memberdayakan segala petani,\\\" imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar