Sabtu, 20 Oktober 2018

Ini Promo yang Paling Diincar Pengguna Ketika Belanja Terkait

Baru-baru ini Shopback melaksanakan survei terhadap lebih dari 5.600 responden di lima kota besar di Indonesia (Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya dan Makassar). Survei ini menampakkan bahwa diskon/potongan harga menjadi promo yang paling disukai dan diandalkan oleh masyarakat Indonesia dengan prosentase 41 persen, diikuti dengan cashback (37 persen), buy 1 get 1 (13 persen), dan hadiah lantas (8 persen).


Indera dengan hasil survei hal yang demikian, Country Head of Shopback Indonesia Tapi Yonathan mengatakan promo potongan harga memang selalu menjadi pemikat masyarakat untuk berbelanja baik di toko offline maupun toko online.

\\\"Indera ketika ini, rewards cashback pelan mulai menarik perhatian masyarakat, secara khusus mereka yang menyukai berbelanja online. Data dari Shopback juga menampakkan bahwa rewards cashback menjadi alasan utama yang mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk berbelanja di platform online, diikuti potongan harga di urutan kedua dan promo bebas ongkos kirim di urutan ketiga,\\\" kata Tapi dalam keterangan tertulis, Rabu (10/10/2018).

Laporan dari Nielsen di 2016 pun menampakkan hasil yang sama. Pemberian rewards dalam bentuk cashback menduduki peringkat teratas kebutuhan pasar bagi perusahaan untuk menarik hati pelanggan.

Tapi menambahkan, tak hanya di platform online, promo cashback sampai 30 persen juga menjadi promo restoran paling menarik bagi responden dibanding promo buy 1 get 1 dan voucer potongan harga sampai 50 persen di pembelian selanjutnya.

Tapi data survei yang sama, setidaknya 70,2 persen responden mengaku dalam satu bulan terakhir mereka melaksanakan transaksi 1-10 kali di platform e-commerce sebab beratensi dengan reward cashback yang dikasih, dan 19,1 persen lainnya melaksanakan transaksi sebanyak 10-20 kali.

Menariknya lagi, jika dipandang berdasarkan gender, pria lebih beratensi dengan promo rewards cashback, meskipun wanita lebih beratensi dengan promo diskon.

Indera di balik atensi terhadap rewards cashback, ternyata ada sebagian hal yang menjadi kekurangan rewards cashback di mata responden, ialah tak bisa ditarik tunai (52,7 persen), hanya bisa diterapkan untuk pembelanjaan selanjutnya di platform yang sama (32 persen), serta cara kerja verifikasi yang terlalu lama (19,8 persen).

Untuk menjawab keluhan masyarakat itu, Shopback, sebagai platform gaya hidup yang mendorong masyarakat untuk berbelanja online dengan metode hemat dan akurat, memberikan cashback sampai 30 persen terhadap pengguna yang melaksanakan transaksi pembelanjaan di Shopback. Cashback yang didapat pun bisa ditransfer ke rekening bank pengguna atau dikonversi menjadi pulsa.

Bertepatan dengan Hari Cashback Nasional pada 10 Oktober ini, sebagian platform e-commerce pun ikut memberikan bermacam-macam nominal cashback dan potongan harga terhadap masyarakat Indonesia.

Indera hal itu, Shopback pun mencoba merangkum seluruh promo cashback hal yang demikian di dalam platform dan aplikasinya. Kecuali ini guna mempermudah masyarakat mengetahui promo yang sedang berjalan dan layak dengan kebutuhan masyarakat.

Digital itu, Shopback juga memberikan profit cashback 100 persen jika melaksanakan transaksi apapun di aplikasi dan platform Shopback, serta bermacam-macam promo menarik lainnya.

Sebagai berita, Hari Cashback Nasional ini juga ialah rangkaian ShopFest 2018 yang legal digelar dari 5 September 2018 sampai 3 Januari 2019.

Tak Payment dan Promo Cashback

Terbukti hanya platform e-commerce yang gencar memberikan rewards cashback, sebagian komputerisasi payment di Indonesia pun memanfaatkan cashback untuk menarik atensi masyarakat menggunakan komputerisasi payment hal yang demikian. Ketika, dari survei Shopback lebih dari separo responden (51,6 persen) mengaku menggunakan aplikasi komputerisasi payment ketika ada promo cashback berlangsung.

\\\"Ketika ini, baik pelaku e-commerce maupun bisnis komputerisasi lain berlomba-laga untuk mempesona hati pengguna menggunakan jasa/layanan mereka. Promo cashback rewards diukur sebagai bentuk loyalty program yang bisa menarik pengguna baru serta mempertahan pengguna lama,\\\" ujar Tapi.

Tercatat ada banyak komputerisasi payment di Indonesia, namun berdasarkan hasil kuesioner, GO-PAY dan OVO menjadi aplikasi komputerisasi payment yang paling banyak diterapkan responden, dengan prosentase masing-masing 41,6 persen dan 29.7 persen.

Bagi anda yang tertarik dengan promo iklan di Google bisa cek disini https://rumahads.com/

Jumat, 19 Oktober 2018

Tak Sekedar Keruk Untung dari Penyandang Disabilitas

Genggaman jari jemari Indra Sumedi nampak erat memegang mesin penghalus rangka berbahan almunium. Lelaki berusia 44 tahun ini sedang merakit kaki kanan palsu pesanan seorang warga Cianjur, Jawa Barat, yang mengalami kecelakaan lalu lintas.

Siang panas terik, Sabtu, 22 September 2018, Indra dan sejumlah rekannya sesama disabilitas, berkumpul di halaman kontrakan simpel satu lantai bercat krem sekalian bengkel produksi, Jalan Kawaluyaan Baru 1, RT 6 RW 13, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat. Saban hari, mereka tergabung Klasifikasi Kreativitas Difabel (KKD) Bandung, memproduksi tiruan kaki-tangan.


\\\"Kami juga terima servis kaki dan tangan palsu,\\\" kata Indra berkaus coklat lengan pendek sambil ngesot mencari alat meteran dan palu.

Buntung sepasang kaki gegara terlindas kereta api tidak menghasilkan Indra kecil hati. Motivasi baja menggelora di benaknya dalam menekuni wirausaha bidang protese.

\\\"Harus kreatif dan mengulik, biar bisnis tetap jalan,\\\" kata Indra yang sekujur tubuhnya dihiasi tato.

Jejak suram memberi nasehat Indra berjuang hidup mandiri dan melawan hina. Matanya menerawang mengingat insiden berdarah yang nyaris merenggut nyawanya. Suatu malam, pada 1998, Indra muda yang dikenal jahil, bersama barisan kelompoknya berseteru sengit dengan sekumpulan pemuda di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

\\\"Kejadiannya tepat lagi zaman reformasi. Aku berantem, lalu salah lari ke arah rel di tempat Cibatu Garut,\\\" katanya.

Berniat menghindari kejaran kubu musuh, kaki kiri Indra tersangkut di sela-sela lintasan rel. Dia panik bukan kepalang. Selagi terjebak dan berupaya meloloskan diri, kereta api jurusan Surabaya-Jakarta melesat menghampiri.

\\\"Bruukk...!!\\\" ucap Indra ketika kereta menyambarnya.

\\\"Ada kereta ekspres jurusan Surabaya-Jakarta. Kereta patas membawa dua belas gerbong itu melindas kaki kiri. Kaki kanan ikut tergilas,\\\" tuturnya menambahkan.

Warga setempat menolong dan memboyong Indra ke rumah sakit di Garut sampai alhasil dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Lantaran infeksi menjalar ke bagian paha Indra, dokter sepatutnya mengamputasi.

\\\"Waktu bangun (tersadar berakhir dibius), aku kaget. Kemana kaki aku?\\\" kata Indra mengenang.

Empat tahun lamanya batin Indra bergejolak. Dia mengurung diri di rumah dan minder bersosialisasi. \\\"Malu dan frustasi karena aku cacat,\\\" sebutnya.

Benaknya bangkit kala petuah meluncur dari mulut sang ibu. Dia berproses menumbuhkan kepercayaan diri dan mau berbaur di lingkungan warga. Malah, Indra sempat berkerja menyuplai makanan ringan ke pasar dan jualan kerajinan tangan. Aktivitasnya ditopang kursi roda.

Dia berujar, \\\"Kerja apa malahan asalkan halal. Aku enggak mau menjadi peminta-minta.\\\"

Waktu terus bergulir. Indra malahan bercita-cita mempunyai sepasang kaki palsu. Dia cari informasi sana-sini soal harga. \\\"Terbukti mahal, harganya Rp 24 juta. Buatan impor,\\\" katanya.

Sejak itu Indra berangan-angan memproduksi alat tolong berwujud kaki palsu yang harganya terjangkau. Dia dan sebagian rekan disabilitas lainnya, yang rutin berkumpul di GOR Pajajaran Bandung, berjanji merintis bisnis duplikat kaki-tangan.

Pada 2009, KKD Bandung menapaki level uji coba meracik kaki-tangan tiruan berbahan pipa pvc. \\\"Setahun kemudian (2010), kami legal memproduksinya,\\\" ucap Indra.

Cerita Sepasang Ayam dan Sekarung Kentang

Ketua Klasifikasi Kreativitas Difabel (KKD) Bandung Anwar Permana alias Ozzu (42) menyebut perajin replika kaki-tangan yang bernaung dengannya berjumlah 12 orang. Mayoritas para perajin tersebut difabel.

\\\"Boleh dibilang pertama di Indonesia ada pembuat kaki dan tangan palsu yang pekerjanya difabel. Kami belajarnya secara autodidak ,\\\" kata Ozzu.

Sejak awal berdiri, berdasarkan ia, usaha tersebut dedikasikan untuk menghimpun orang-orang berketerbatasan jasmani. Ozzu mau menggambarkan bahwa kalangan disabilitas cakap produktif bekerja.

\\\"Selain itu, tujuan kami menolong sesama difabel yang tidak bisa beli tangan dan kaki palsu karena mahal,\\\" ujarnya.

Kendati dibanderol murah, Ozzu menegaskan, protese karya KKD tetap mengedepankan mutu dan kenyamanan. \\\"Bisnis semacam ini biasanya dijadikan para dokter dan pabrikan. Namun produk kami berani berkompetisi berkat hasil karya tangan-tangan mahir difabel,\\\" tuturnya.

Dia dan kawan-kawan berpedoman menggeluti bisnis bukan melulu mengejar pundi-pundi rupiah. Dia menyebut tidak sekadar meraup untung dari orang-orang bertubuh buntung.

KKD mengimbangi urusan komersial dan aksi sosial. Buktinya banyak orang yang terbantu berkat absensi kaki-tangan buatan KKD. Selama usaha tersebut berdiri telah 300-an unit yang disalurkan cuma-cuma.

\\\"Kami terapkan program subsidi silang. Jadi apabila ada tiga produk yang terjual, disiapkan satu produk cuma-cuma untuk orang yang memiliki hak menerima,\\\" Ozzu menyatakan.

Tentunya Ozzu selektif menyeleksi penerima gratisan kaki-tangan palsu. Dia mengantongi catatan daftar penyandang disabilitas yang telah mengajukan diri. \\\"Persyaratannya berupa foto semua badan, SKTM, salinan KTP dan KK. Nantinya kami survei seketika kondisi orangnya,\\\" ucap Ozzu.

Aneka cerita mengharukan sepanjang mengerjakan usaha ini diungkapkan Galih Jono alias Jhon (45). Petugas KKD tersebut pernah kedatangan seorang ibu yang si kecilnya difabel. Salah satu kakinya berukuran pendek sejak lahir.

\\\"Sesudah orderannya jadi, orang tua si anak itu menangis ketika berjumpa aku. Karena enggak punya uang, ia bayarnya pakai dua ekor atau sejodoh ayam kampung,\\\" kata Jhon.

Pria berambut cepak ini sering menghadapi orang tidak cakap yang menyambangi bengkel KKD. \\\"Pernah juga ada yang membayar dengan sekarung kentang,\\\" ujar Jhon mengenang.

Tidak Tertinggal di Era Digital

Indra menonjolkan telepon seluler layar sentuh berbasis android. Di layarnya muncul tipe foto-foto produk kaki-tangan palsu yang ia unggah melalui Instagram.

\\\"Alhamdulillah, ada saja yang tanggapan untuk pemesanan,\\\" kata Indra.

Di era digital, KKD ogah ketinggalan memasarkan jualannya. Pekerja KKD sengaja membuka warung daring guna memperluas jaringan dan menjangkau konsumen dari seantero nusantara.

\\\"Sekiranya ada yang pesan, nanti penilaiannya didampingi melalui WhatsApp. Kan bisa video call,\\\" ucap Indra.

Ozzu mengamini pernyataan Indra. Menurut Ozzu, kecuali memanfaatkan sejumlah akun media sosial (sosial media), KKD memasarkan produknya melalui salah satu website jual-beli online. Sejumlah difabel di pelbagai tempat di Indonesia ikut gabung sebagai agen.

\\\"Pengordernya bukan cuma Bandung atau tempat di Jawa Barat saja. Ada dari Lampung, Aceh, Pelembang, Kelimantan, Gorontalo dan wilayah lainnya,\\\" tuturnya.

Ozzu membeberkan bahan baku kaki made in KKD mengandalkan almunium, spon dan semi kulit. Bahan telapak ada tiga tipe terdiri kayu spon, karet lokal dan karet rubber spon. Pengorderan tipe dan bahan tersebut, ia menambahkan, disesuikan kemauan konsumen.

\\\"Untuk tangan palsu, bahan yang diaplikasikannya simpel yakni spon dan semi kulit. Selain itu, ada juga bahan silikon rubber,\\\" kata Ozzu.

KKD mematok biaya mulai Rp 500 ribu sampai Rp 6 juta per kaki. Sedangkan tangan kisaran Rp 500 ribu sampai Rp 10 juta.

\\\"Tiap-tiap bulannya, kami memproduksi empat sampai lima unit. Pelaksanaannya paling lama seminggu per unit, ya paling pesat empat hari selesai,\\\" katanya.

Bisnis protese lokalan ini konsumennya spesifik. \\\"Mayoritas pembelinya yang mengalami kecelakaan lalu lintas. Selain itu, orang mengidap diabetes yang tangan atau kakinya diamputasi,\\\" Ozzu menyatakan.

Menurut ia, pesanan berjumlah banyak sering dilakukan KKD dari instansi pemerintah dan perusahaan swasta. Biasanya, kata ia, pesanan massal diproduksi untuk acara sosial pembagian kaki-tangan palsu.

\\\"Sekali pesan, ya menempuh puluhan unit,\\\" ucap Ozzu.

KKD memanfaatkan jasa kurir untuk mengirimkan produk pesanan konsumen yang bertempat tinggal di luar Kota Bandung. Absensi layananan kurir ini telah memudahkan KKD menjangkau peminat kaki-tangan palsu di Indonesia.

\\\"Secara lazim, kami amat terbantu dengan perusahaan ekspedisi. Sekiranya enggak ada mereka, kami pasti keder,\\\" kata Galih Jono alias Jhon, bendahara KKD Bandung.

KKD memercayakan sebagian layanan ekspedisi. Salah satunya perusahaan Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). \\\"Kami sering pakai JNE untuk kirim pesanan konsumen,\\\" sebutnya.

Menurut Jhon, banyak permintaan seketika dari pemesan yang tinggal di luar Kota Bandung agar barang diantarkan melalui JNE. Konsumen KKD mempunyai kepercayaan tinggi terhadap JNE yang telah meraih penghargaan bergengsi Brand Asia 2018 untuk klasifikasi Silver Champion Transportation & Logistic, dan Top 10 Strongest Brand in Indonesia.

\\\"Konsumen atau pemesan maunya pakai JNE. Ya kami kan menyesuaikan permintaan konsumen. Mereka menyebut layanan JNE itu pesat terkirimnya ke domisili tujuan,\\\" ujar Jhon.

Bengkel KKD tidak menetap permanen. Sudah enam kali para perajin kaki-tangan palsu ini bermigrasi-pindah markas. Namun ambisi kuat telah membikin KKD tetap eksis, kompak dan menginspirasi.

\\\"Prinsip kami saling tolong,\\\" kata Jhon menegaskan.

Dampak positif perkembangan UKM di Bandung dirasakan JNE. Secara tetap tiap-tiap tahunnya, JNE mengklaim, tercatat peningkatan kiriman 20 sampai 30 persen.

\\\"Khusus kiriman di bidang fesyen. Lebih dari 50 persen kiriman dari Bandung didominasi tipe kiriman baju, kerudung, sepatu dan lainnya,\\\" kata Branch Manager JNE Bandung Iyus Rustandi melalui pesan singkat.

Selain itu, JNE gencar dalam pelbagai program pengembangan UKM. \\\"JNE Bandung secara aktif menggelar seminar pengembangan UKM di Bandung sampai bantuan pendanaan bagi UKM. Menurut menghadirkan pelbagai program menarik lainnya bagi pelanggan,\\\" kata Iyus.

Menurut Iyus, ketika ini lebih dari 200 sales counter atau titik layanan tersebar di Bandung untuk melayani pelanggan setia. Jumlah tersebut, sambung ia, bakal terus bertambah mengingat tumbuh suburnya e-commerce di Tanah Air.

Kamis, 18 Oktober 2018

Ditelantarkan Bank, Petani Indonesia Berpaling ke Crowdfunding

Kali kesulitan mengakses kredit bank, petani dan peternak Indonesia sekarang berpaling ke penggalangan dana online alias crowdfunding untuk membiayai usaha. Mereka tidak memperoleh uang, melainkan perlengkapan dan pupuk.

Empat tahun silam peternak unggas Yohannes Sugihtononugroho terpaksa membantai 100.000 ekor ayam dan menutup bisnisnya ketika harga ayam potong terjun bebas. Ketika itu ia menyalahkan peternakan besar yang menjalankan pemotongan massal menyusul adanya dugaan penyakit dan membanjiri pasar sehingga ikut serta mengalahkan harga ayam.


\\\"Kami pemain kecil berjuang setiap hari,\\\" ujarnya. \\\"Ketika bisnis saya hancur, saya sangat sedih dan tidak tahu apa yang akan saya lakukan dengan hidup saya.\\\"

Melainkan pria berusia 26 tahun itu tidak menyerah. Ia mendirikan penggalangan dana Crowdfunding bernama Crowde yang membuka kesempatan bagi investasi mungil bernilai belasan sampai ratusan ribu Rupiah untuk peternakan atau pertanian di segala Indonesia.

Gagasan urun dana untuk membiayai musim tanam atau budidaya binatang dievaluasi sesuai di Indonesia, di mana sebanyak 422 juta perkebunan dan peternakan dikelola oleh petani kecil dengan lahan kurang dari dua hektar per orang.

Mereka selama ini tidak cuma menjadi bulan-bulanan permainan harga, melainkan juga sering kali kesulitan mengakses kredit bank. Walhasil petani Indonesia tidak cakap memodernisasi perlengkapan, menjalankan diversifikasi tanaman atau bertahan hidup ketika cuaca ekstrim melenyapkan hasil panen.

Crowde ingin membuka trek investasi bagi khalayak ramai di sektor pertanian, entah itu peternak atau petani, dan berbagi profit.

Melalui investasi massal ini, para petani tidak menerima uang secara segera, melainkan memperoleh perlengkapan bertani, benih, pupuk dan pestisida. Ketika musim panen tiba, Crowde menghubungkan petani secara segera dengan pembeli, seumpama sebuah jaringan supermarket yang diklaim sudah menjalin kerjasama dengan pengembang app.

\\\"Aku tahu petani yang saya bantu,\\\" kata Sugihtononugroho. Aplikasi buatannya itu hidup dari uang perantara sebesar 3% dari setiap dana yang diinvestasikan. \\\"Aku pergi ke setiap desa, dari barat ke timur jawa, untuk meyakinkan para petani.\\\"

Walhasil bukan tidak bisa dilihat, ketika ini Crowde sudah menampung 14.000 petani dan 22.000 pemberi modal kecil yang sejauh ini sudah mengucurkan dana investasi senilai sampai 5 juta Dolar AS, klaim Sugihtononugroho. Ia berhasrat menambah jumlah petani sampai 100.000 orang. \\\"Kami ingin memberdayakan segala petani,\\\" imbuhnya.

Rabu, 17 Oktober 2018

Pertamina Lubricants Siapkan Transaksi Berbasis Fintech di Olimart

Pertamina Lubricants menyiapkan sistem transaksi komputerisasi yang melibatkan financial technolgy (fintech) seperti Tcash, GoPay, dan OVO, di gerai Olimart.

Agenda itu terungkap lewat Nasional Sales Meeting (NSM) dengan tema \\\"Digitalisasi OLIMART\\\" di Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri lebih dari 80 pemilik Olimart se-Indonesia.


\\\"Olimart adalah partner kami untuk terus maju bersama dan tumbuh dalam industri pelumas ini. Pada NSM kali ini, kami memaparkan berbagai program khusus dengan konsep digitalisasi yang dapat di lakukan oleh Olimart. Tentunya, dapat di-adopt untuk perbaikan progres bisnis Olimart supaya lebih bagus ke depannya,\\\" ungkap Vice President Domestic Retail Automotive PT Pertamina Lubricants Arie Anggoro, dalam keterangan tertulis, Kamis (11/10/2018).

Ditunjukkan Arie, acara yang digelar Rabu (10/10) tersebut bertujuan untuk mempersiapkan rencana masa depan Olimart dalam menghadapi popularitas digitalisasi yang telah menjamur di Indonesia secara khusus bagi generasi milenial. Pihaknya malahan telah merencanakan sejumlah program digitalisasi seperti transaksi lewat fintech.

Selain itu ada pula POWER (Pertamina Owner & Mechanic Rewards) adalah program untuk mekanik dengan scan QR pada botol pelumas maupun program reward bulanan untuk Olimart berprestasi, progres digitalisasi bisnis di Olimart dengan Online Based Point of Sale (POS) dari MOKA POS oleh Telkomsel, serta program dengan ojek online dan website Olimart.

Arie melanjutkan, dalam 5 tahun ke depan Pertamina Lubricants mempunyai misi untuk meningkatkan jangkauan Olimart di segala Indonesia. Pihaknya berjanji menyiapkan Olimart di tiap kota dan kabupaten di Indonesia.

\\\"Pada kesempatan ini, kami ingin memberi tahu rasa terima kasih kepada segala owner Olimart yang selama ini berkontribusi kepada negara Indonesia dalam memasarkan pelumas pujian Indonesia dan ikut serta membangun Indonesia. Kami ingin, segala program digitalisasi yang dicanangkan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya dan bersama-sama berjanji untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan popularitas industri otomotif terupdate,\\\" tutup Arie.

Selasa, 16 Oktober 2018

Melinda Gates Nongkrong Bareng Driver Ojol di Bali

Hadir dalam pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank di Bali, Melinda Gates juga meluangkan diri bersua dengan mitra driver ojek online (ojol). Istri Bill Gates itu nongkrong bareng driver Go-Jek.


Pertemuan tersebut berlangsung di kantor Go-Jek di Pulau Dewata. Kunjungan Melinda sendiri adalah bagian tugasnya sebagai sebagai Co-Chair dari Pathways for Prosperity Commission on Technology and Inclusive Development (Komisi Pathways).

Kecuali mitra driver Go-Jek, Melinda Gates ikut berbincang dengan mitra Go-Food dan talent Go-Life. Dari perbincangan tersebut, Melinda berkeinginan memahami potensi teknologi komputerisasi dalam meningkatkan kesejahteraan dan membangun ekonomi inklusif.

\\\"Pertemuan saya dengan pelbagai mitra wanita GO-JEK menjadi studi kasus penting dalam memahami bagaimana komputerisasi teknologi sanggup meningkatkan pertumbuhan dan inklusi, dengan menghubungkan orang ke pekerjaan dan pendapatan yang lebih stabil,\\\" ujar Melinda dalam keterangan legal yang diterima detikINET, Kamis (11/10/2018).

Setelah markasnya di Bali dikunjungi oleh istri pendiri Microsoft, CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengaku berbahagia dan berbangga memperoleh peluang untuk menampakkan bagaimana figur bisnis Go-Jek.

\\\"Jejak rekam GO-JEK di Indonesia adalah sebuah figur bagaimana teknologi sanggup membuka peluang untuk akses dan inklusi, dimana mereka yang sebelumnya tidak tergabung dalam ekonomi modern, sanggup terlibat dan pun terbekali untuk kian berkembang. Bisnis GO-JEK berhasil
mewujudkan imbas sosial yang positif serta menunjang pertumbuhan inklusif di seluruh Indonesia,\\\" tutur Nadiem.

Untuk dikenal Komisi Pathways for Prosperity juga melakukan pertemuan di Bali seiring dengan rangkaian pertemuan IMF-World Bank (Bank Dunia) dari tanggal 8 hingga 14 Oktober 2018, untuk membahas kebijakan dan investasi yang diperlukan ketika ini dalam mempertimbangkan lebih banyak orang di seluruh dunia yang bisa merasakan manfaat penemuan kreatif teknologi secara maksimal.

Komisi Pathways for Prosperity diluncurkan pada bulan Januari 2018 oleh Melinda Gates, Co-Chair dari Bill & Melinda Gates Foundation; Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati; dan Strive Masiyiwa, pendiri dan pimpinan Econet. Nadiem Makarim sendiri tercatat sebagai komisaris Pathways for Prosperity.

Komisi ini mengumpulkan pemimpin dari pelbagai latar belakang seperti pemerintah, bisnis, dan akademisi dalam upaya memulai pembicaraan internasional mengenai sistem memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mempertimbangkan pembangunan yang inklusif.  ini dilaksanakan komisi untuk mengumpulkan gagasan guna laporan yang akan dirilisnya pada tahun 2019.

Senin, 15 Oktober 2018

E-Commerce, UMKM, dan Keinginan pada Pertemuan IMF-Bank Beberapa

Perdagangan secara elektronik (disingkat e-dagang atau e-commerce) di beragam negara telah menjadi aktivitas sehari-hari penduduknya. Pelbagai ragam barang dan jasa bisa dengan gampang dibeli secara online (dalam jaringan), dengan mengaplikasikan platform e-commerce atau via media sosial.


Konsumen betul-betul diuntungkan dengan adanya fasilitas e-dagang sebab menghemat waktu, banyak pilihan, dan lebih informatif. Di Indonesia konsumen atau pengguna e-dagang diperkirakan sebanyak 50 juta orang, baru sepertiga dari 143 juta pengguna internet saat ini. Pengguna e-dagang dipastikan akan kian banyak pada tahun-tahun akan datang.

Lintas Negara

Penerapan internet untuk perdagangan tidak cuma dilaksanakan antara penjual dan pembeli di dalam negeri, melainkan juga antara penjual dan pembeli dari negara yang berbeda. E-dagang lintas negara (cross-border e-commerce) berkembang sebab konsumen di suatu negara ingin membeli barang secara online dari negara lain guna menerima produk yang lebih baik dari yang ditawarkan di negeri sendiri, ingin memperhatikan pilihan yang lebih banyak, atau ingin membeli dari kios/penjual yang bisa dipercaya akan keaslian produk yang dicari.

Menurut kajian Accenture sebagaimana dikutip Quan Nguyen (2017), pada 2020 akan ada 2 miliar pembeli online, atau 60% dari segala konsumen global. Mereka akan membelajakan 13,5% dari skor konsumsi ecerannya secara online. Itu berarti akan ada uang sebesar 3,4 triliun dolar AS Poin Perdagangan Bruto (Gross Merchandise Value-GMV). Sekitar 900 miliar dolar AS (22%) dari skor ini akan dibelanjakan di negara lain secara online. Bisakah Indonesia meraih cukup banyak skor e-dagang lintas negara ini?

Beberapa negara tetangga telah mempraktikkan perdagangan online lintas negara cukup lama. Di Singapura 55% dari skor e-commerce nasional dilaksanakan dengan negara lain, jauh di atas Jepang (18%) dan Korea Selatan (25%). Salah satu penyebab tingginya perdagangan online lintas negara di Singapura yakni ketetapan bahwa pembelian barang impor yang tidak dikenakan pajak (de minimis value) cukup tinggi yakni 400 dolar Singapura. Ini tentunya menjadi peluang bagi pelaku bisnis e-dagang Indonesia.

Namun, ada sebagian kendala yang wajib dipecahkan untuk menciptakan e-dagang lintas negara Indonesia semaju Singapura, Malaysia, atau Thailand. Menurut APEC Business Advisory Council dan University of Southern California (2015), kelangkaan kekuatan terdidik yang berpengalaman dalam perdagangan global sekaligus menguasai bisnis e-commerce yakni kendala utama.

Kendala lain yakni masih rendahnya tingkat kepercayaan kebanyakan konsumen terhadap cara pembayaran secara online lintas negara. Ada kekhawatiran akan terjadinya fraud atau persoalan dalam pembelian secara online dengan pihak-pihak di negara lain. Kendala bahasa dan terbongkarnya beragam kasus investasi bodong mungkin menjadi penyebab munculnya persoalan ini. Penetrasi kartu kredit di Indonesia juga masih rendah, sekitar 15%, mengurangi kekuatan tarik pelaku bisnis asing untuk memasarkan barang di sini.

Kendala lain yakni belum banyaknya marketplace lokal yang melayani perdagangan lintas negara, dan masih banyaknya pelaku bisnis yang belum terlibat e-commerce di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika menceritakan, setidaknya masih ada sekitar 40 juta dari 59,7 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang belum mengaplikasikan fasilitas e-dagang. UMKM yang telah berjualan di beragam platform e-dagang malah agaknya masih mendalami perdagangan online, belum berdaya upaya ke arah perdagangan lintas negara.

Kelancaran pengiriman dan penyimpanan barang dalam skala besar yakni kendala bagi pertumbuhan bisnis online lintas negara. Biaya dan waktu pengiriman barang betul-betul memberi pengaruh harga yang wajib dibayar konsumen. Juga, masih banyak penduduk (47%) yang tinggal di pedesaan, yang sebagian belum relatif murah oleh prasarana dan fasilitas logistik yang lancar. Kesempatan penduduk desa untuk berbisnis secara online masih betul-betul terbatas, meski potensinya betul-betul besar.

Kendati pemerintah telah berusaha untuk menata cara logistik nasional, melainkan pelaksanaan kepabeanan dievaluasi masih rumit, antara lain sebab masih ada sebagian instansi yang sama-sama mempunyai kewenangan memberikan izin ekspor dan impor atas komoditi-komoditi tertentu.

Selanjutnya, kecepatan dan keandalan internet yakni persyaratan penting pertumbuhan e-commerce. Luasnya kawasan geografis yakni hambatan bagi pemerintah untuk menyediakan infrastruktur internet pita lebar (tetap dan bergerak) yang merata dan relatif murah.

Gejolak Finansial

Saat ini Indonesia dan sebagian emerging markets lain seperti Turki, Argentina, India, dan Afrika Selatan sedang mengalami gejolak finansial berupa penurunan skor mata uang yang relatif dalam. Penyebab biasa yakni naiknya suku bunga rujukan Amerika Serikat (AS) dan perang dagang antara AS-China. Selain itu, negara-negara ini juga mengalami defisit neraca transaksi berjalan yang cukup besar. Karenanya, salah satu cara yang ampuh untuk memecahkan gejolak finansial yakni meningkatkan ekspor seraya membatasi impor, di samping transformasi struktural.

Meningkatkan ekspor bisa dilaksanakan dengan mendiversifikasi komoditi dan negara tujuan ekspor. Selain itu, menambah jumlah pelaku ekspor juga berpotensi akan meningkatkan skor ekspor. Memperbanyak eksportir bisa dilaksanakan dengan membuka pintu yang lebih lebar bagi pelaku usaha di dalam negeri untuk menjalankan ekspor via platform e-dagang.

Pengusaha Indonesia, terutamanya UMKM, bisa menawarkan produk-produk budaya, kuliner, dan seni kreasi yang selama ini belum banyak dikenal di negara lain. Mengingat banyak kendala yang membatasi perkembangan e-dagang lintas negara, maka Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Beberapa di Bali saat ini diharapkan bisa memberikan solusi untuk itu.

Beberapa hal yang bisa disumbangkan untuk UMKM terkait dengan cross-border e-commerce yakni perlunya kesepakatan para pihak untuk menyederhanakan dan menyelaraskan tata tertib perdagangan lintas negara, antara lain cara e-payment, perpajakan, perlindungan konsumen, kepabeanan, dan sebagainya.

Kemudian perlu disokong adanya kerja sama secara bilateral atau multilateral untuk memberikan kemudahan bagi UMKM di masing-masing negara untuk terlibat dalam e-dagang lintas negara. Selanjutnya, secara bergotong royong membangun fasilitas pergudangan untuk menaruh bahan makanan atau barang-barang kerajinan di dekat airport internasional.

IMF dan Bank Beberapa diharapkan bisa menampung kepentingan negara-negara peserta terutamanya negara-negara berkembang mengenai perdagangan jasa lintas negara untuk diteruskan terhadap lembaga-lembaga tingkat dunia yang terkait, seperti World Trade Organization (WTO).

Selanjutnya, sidang IMF dan Bank Beberapa perlu menetapkan kerangka dan target kemajuan pengembangan ekonomi digital, terutamanya cross-border e-commerce. Adanya agenda bersama pengembangan e-dagang lintas negara yang terukur akan meningkatkan perdagangan global yang lebih dinamis, inklusif, dan menjadi solusi untuk memecahkan dan mencegah gejolak finansial di kemudian hari.

-upaya itu diyakini akan mensupport pertumbuhan ekonomi yang stabil, sekaligus mengurangi tingkat kemiskinan di negara-negara berkembang, dua hal yang menjadi misi IMF dan Bank Beberapa.

Minggu, 14 Oktober 2018

Investasi Teknologi Jadi Prioritas Utama Tingkatkan Energi Saing UKM

Menurut hasil studi ASEAN SMEs: Are you transforming for the future? oleh United Overseas Bank (UOB), Ernst & Young (EY), dan Dun & Bradstreet (DNB) dipaparkan usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia mengamati investasi teknologi sebagai salah satu prioritas utama untuk meningkatkan kekuatan saing bisnis.


Studi tersebut juga menemukan bahwa hampir satu dari dua (48%) UKM Indonesia menyadari pentingnya lebih banyak berinvestasi dalam bidang teknologi untuk menunjang daya kerja bisnis.

Kecuali itu, 58% UKM Indonesia yang disurvei mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk mengelola biaya dengan meningkatkan produktivitas daripada mengurangi gaji karyawan (15%). Peningkatan produktivitas dapat via pelatihan karyawan, otomatisasi, penggunaan teknologi yang lebih canggih, dan penyederhanaan progres bisnis.

\\\"UKM Indonesia menganggap penting investasi dalam hal teknologi dan menggunakannya sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas. Efisiensi biaya yang lebih baik dari penggunaan teknologi akan menunjang pertumbuhan bisnis,\\\" kata Country Head Business Banking PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) Paul Kan dalam keterangannya, Jumat (12/10/2018).

Berhubungan hal itu, Paul mengungkapkan bahwa UOB Indonesia berjanji untuk menolong UKM dalam memaksimalkan bisnis. Oleh karena itu, UOB Indonesia berpusat dalam memberikan solusi yang pas untuk menolong memenuhi keperluan bisnis, memecahkan tantangan, dan memperdalam kecakapan terhadap nasabah UKM.

\\\"Sebagai figur, kami disokong oleh Bisnis Dunia Banking Plus (BIBPlus), yang dapat membikin nasabah mengelola keperluan perbankan mereka dan melaksanakan transaksi secara online dengan menggunakan perangkat mobile. Kenyamanan menggunakan UOB BIBPlus menolong nasabah mengurangi waktu dan lebih efisiien dalam mengelola bisnis mereka,\\\" ungkapnya.

Pandangan Pertumbuhan yang Optimis

Lebih lanjut, studi ini juga mengungkapkan bahwa Indonesia ialah negara kedua dari 6 negara disurvei yang memiliki pandangan optimis akan adanya pertumbuhan pendapatan di 2018. 

Sebanyak 63% UKM mengamati bahwa pertumbuhan pendapatan akan tetap terjadi di tahun ini meskipun berada di tengah tantangan ekonomi global, seperti meningkatnya biaya dan lambatnya produktivitas. 

Sementara UKM Vietnam ialah yang paling optimis akan adanya pertumbuhan pendapatan tahun ini (67%). Berhubungan hal ini Direktur DNB Indonesia Krisantus Veni Calix mengatakan bahwa optimisme datang dari lingkungan bisnis yang semakin kondusif. 

\\\"UKM diharapkan memperoleh efisiensi lebih lanjut dari 16 paket reformasi ekonomi pemerintah yang telah dilaksanakan dan buat hukum untuk menunjang inovasi, seperti Program Start-up Incubator,\\\" kata Krisantus.

Dia menyebut pemerintah telah menyediakan UKM Indonesia progres aplikasi perizinan bisnis yang lebih efisien, insentif pajak, jalan masuk yang lebih luas ke kredit, rantai pasokan global, serta kesempatan pertumbuhan bisnis yang lebih besar. 

\\\"Kecuali itu, konsumsi swasta Indonesia yang stabil dan penurunan jumlah kebangkrutan diharapkan dapat menstabilkan lingkungan kredit,\\\" sambungnya.

Sebagai informasi, UKM telah menjadi salah satu sektor paling strategis karena mendonasi lebih dari 50% Produk Negeri Bruto (PDB) Indonesia.

Study ASEAN SMEs: Are you transforming for the future? dilaksanakan pada akhir 2017 terhadap lebih dari 1.200 UKM di enam negara ASEAN terbesar ialah Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Studi ini dilaksanakan untuk memahami UKM ASEAN memposisikan diri untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan kawasan dan untuk beradaptasi dengan perubahan di depan mata.